
Olahraga sudah lama diketahui bermanfaat untuk kesehatan mental dan jantung. Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa ketiga aspek ini saling berhubungan secara erat.
Penelitian baru ini menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi sinyal stres di otak yang pada akhirnya mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Yuk, mari kita bahas lebih lanjut temuan menarik ini!
Olahraga dan Pengurangan Sinyal Stres di Otak
Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology ini menganalisis data lebih dari 50.000 orang dewasa berusia sekitar 60 tahun dari Mass General Brigham Biobank. Peneliti mempelajari survei tentang aktivitas fisik peserta, pencitraan otak untuk melacak aktivitas terkait stres, serta catatan digital tentang kejadian kardiovaskular.
Poin Utama:
Individu yang lebih sering berolahraga menunjukkan pengurangan bertahap pada sinyal terkait stres di otak.
Penurunan sinyal stres ini berhubungan dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Dr. Ahmed Tawakol, penulis utama studi dan ahli kardiologi di Mass General Hospital, menekankan bahwa olahraga membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan sinyal terkait stres.
Olahraga untuk Mengatasi Stres dan Manfaat Gandanya
Penelitian ini juga menemukan bahwa manfaat olahraga lebih besar pada individu yang mengalami Stres. Orang dengan sinyal stres yang lebih tinggi di otak mendapatkan manfaat dua kali lipat dari olahraga dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat depresi.
Poin Penting:
Bagi mereka tanpa riwayat depresi, manfaat olahraga terhadap pengurangan risiko kardiovaskular mencapai puncaknya setelah sekitar 300 menit aktivitas fisik moderat per minggu.
Namun, bagi mereka dengan depresi, manfaat terus meningkat seiring dengan peningkatan waktu berolahraga.
Menurut Dr. Karmel Choi, psikolog klinis dan asisten profesor di Harvard Medical School, depresi adalah faktor risiko penting untuk penyakit jantung, dan olahraga dapat memberikan efek modulasi stres yang signifikan.
Bagaimana Olahraga Mempengaruhi Otak?
Dr. Tawakol menjelaskan bahwa olahraga untuk mengatasi stres dan meningkatkan sinyal kortikal prefrontal di otak. Korteks prefrontal bertanggung jawab atas fungsi eksekutif, yang merupakan proses kognitif yang mengendalikan perilaku. Sinyal stres di otak berhubungan dengan peradangan, peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik, tekanan darah tinggi, dan penyakit yang mengentalkan atau mengeraskan arteri.
Meskipun temuan ini menunjukkan hubungan yang kuat antara olahraga dan pengurangan risiko penyakit jantung, studi ini bersifat observasional sehingga tidak bisa memastikan bahwa olahraga secara langsung menyebabkan pengurangan tersebut.
Memulai Rutinitas Olahraga yang Efektif

Anda tidak perlu menjadi atlet profesional untuk merasakan manfaat dari rutinitas olahraga. Dr. Andrew Freeman, direktur pencegahan dan kesehatan kardiovaskular di National Jewish Health, merekomendasikan untuk mulai dari level yang sesuai dengan kemampuan kita dan secara bertahap meningkatkannya.
Tips Berolahraga:
Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga.
Usahakan untuk mencapai 30 menit aktivitas fisik intensitas tinggi setiap hari.
Pilih aktivitas yang kita nikmati, seperti berjalan, bersepeda, atau berenang.
Pastikan aktivitas tersebut cukup menantang sesuai dengan tingkat kebugaran kita. Jika masih bisa berbicara dalam kalimat penuh saat berolahraga, mungkin saatnya untuk meningkatkan intensitasnya.
Olahraga memiliki manfaat luar biasa tidak hanya untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk kesehatan mental dan jantung. Studi terbaru menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi sinyal stres di otak, yang pada gilirannya mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, terutama pada individu dengan depresi. Mulailah rutinitas olahraga yang sesuai dengan kemampuan kita dan nikmati manfaat kesehatannya!
Comments