top of page
reddeeid

Seberapa Burukkah Ultra Processed Foods? Apakah Inovasi Pangan ini Merusak Kesehatan?

Contoh Ultra Processed Foods

Ketika kita membuka sebungkus keripik atau sosis beku, Kita mungkin sudah tahu bahwa makanan tersebut bukan pilihan yang sehat. Namun, bagaimana dengan granola bar, saus dalam kemasan, atau yogurt berperisa? Meskipun tampak sehat, banyak dari makanan ini sebenarnya masuk dalam kategori ultra processed foods.


Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan makanan ultra processed dan dampaknya terhadap kesehatan.



Apa Itu Ultra Processed Foods?


Istilah "ultraprocessed foods" diperkenalkan pada tahun 2009 oleh peneliti dari Universitas São Paulo di Brasil. Sistem yang disebut NOVA mengkategorikan makanan berdasarkan tingkat pengolahannya, bukan jenis makanannya.


4 tingkatan NOVA yaitu:

  1. Makanan segar atau makanan yang diolah minimalis

  2. Bahan olahan untuk memasak

  3. Makanan olahan

  4. Ultra-processed food


Ultra Processed Foods berada di kategori keempat dan paling tinggi dalam tingkat pengolahan, mengandung bahan-bahan aditif seperti penambah rasa, pewarna, dan pengental yang tidak biasa digunakan dalam dapur rumah.


Dr. Marion Nestle, seorang pakar kebijakan makanan, menjelaskan bahwa ultra processed foods adalah jenis makanan yang tidak dapat dibuat di dapur rumah karena memerlukan mesin dan bahan yang khusus. Contohnya termasuk keripik, sosis, biskuit dan nugget ayam.



Dampak Buruk Ultra Processed Foods terhadap Kesehatan

Obesitas karena Ultra Processed Foods

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ultra processed foods terkait dengan berbagai masalah kesehatan serius:


  • Obesitas: Studi observasional menunjukkan hubungan kuat antara konsumsi makanan ultraprocessed dan peningkatan risiko obesitas.


  • Diabetes Tipe 2: Makanan ini juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.


  • Penyakit Jantung: Meningkatkan risiko penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.


  • Masalah Kesehatan Mental: Terkait dengan kecemasan, depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya.


  • Mortalitas: Studi terbaru menunjukkan peningkatan 4% risiko kematian dari segala penyebab, termasuk 9% peningkatan risiko kematian neurodegeneratif.



Ultra Processed Foods Menyebabkan Kenaikan Berat Badan

Menimbang berat badan

Sebuah uji klinis acak menunjukkan bahwa ultra processed foods benar-benar menyebabkan kenaikan berat badan. Dalam penelitian ini, peserta yang mengonsumsi diet 80% ultra processed foods mengonsumsi sekitar 500 kalori lebih banyak per hari dibandingkan dengan diet minim olahan, yang mengakibatkan kenaikan berat badan rata-rata 1 kg dalam dua minggu.



Ultra Processed Foods Sulit Dihindari


Ultra processed foods sangat mudah diakses dan seringkali dikonsumsi tanpa disadari. Lebih dari separuh diet orang dewasa Amerika terdiri dari makanan ultra processed, dan untuk anak-anak, angkanya mencapai 67%.


Bahkan di Indonesia sekalipun, ultra processed foods sulit dihindari. Salah satu faktornya adalah Makanan ultra-proses ini begitu masif karena faktor promosinya, karena dipromosikan secara komersil dan akhirnya menggantikan konsumsi makanan asli yang biasa kita makan. Proses dan rantai produksinya juga panjang.


Ultra Processed Foods Murah dan Praktis


Ultra Processed Foods lebih murah dan lebih mudah disiapkan dibandingkan makanan minim olahan. Penelitian menunjukkan bahwa menu minim olahan 40% lebih mahal dibandingkan menu ultra processed.



Tidak Semua Ultra Processed Foods Buruk


Beberapa ultra processed foods masih bisa memberikan nutrisi penting, seperti roti gandum utuh dan yogurt. Studi menunjukkan bahwa tidak semua ultra processed foods memicu peningkatan asupan kalori.



Cara Menghadapi  Ultra Processed Foods

Masak di rumah

Untuk mengurangi dampak buruk ultra processed foods, pertimbangkan tips berikut:


  • Memasak Makanan Sendiri Menggunakan bahan-bahan segar dan alami untuk memasak di rumah dapat mengurangi ketergantungan pada ultra processed foods. Meskipun membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha, memasak sendiri memberikan kontrol penuh atas bahan-bahan yang digunakan.

  • Membaca Label Nutrisi Menjadi lebih sadar akan kandungan makanan dengan membaca label nutrisi dapat membantu mengidentifikasi dan menghindari makanan yang mengandung banyak bahan tambahan dan pengawet.

  • Mengganti dengan Alternatif yang Lebih Sehat Mencari alternatif yang lebih sehat untuk makanan favorit yang ultra processed. Misalnya, mengganti mi instan dengan mie yang dibuat dari bahan-bahan segar atau membuat snack sendiri di rumah.

  • Mengonsumsi Makanan Tradisional Memilih makanan tradisional Indonesia yang minim olahan dan kaya akan nutrisi, seperti nasi, sayur-sayuran, buah-buahan, tempe, dan ikan, dapat menjadi pilihan yang lebih sehat.


  • Mengurangi Frekuensi Konsumsi Jika menghindari sepenuhnya ultra processed foods terasa sulit, cobalah untuk mengurangi frekuensi konsumsinya secara bertahap dan meningkatkan proporsi makanan segar dan minim olahan dalam diet sehari-hari.


Dengan pemahaman lebih baik tentang ultra processed foods, kita bisa membuat pilihan yang lebih sehat untuk diri sendiri dan keluarga. ultra processed foods memang sulit dihindari di Indonesia karena ketersediaannya yang melimpah, harga yang terjangkau, dan kepraktisannya. Namun, dengan kesadaran dan usaha yang tepat, kita dapat mengurangi konsumsi ultra processed foods dan beralih ke pola makan yang lebih sehat dan alami. Memasak sendiri, membaca label nutrisi, dan memilih makanan tradisional adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencapai tujuan tersebut.


Mari bersama kita jaga kesehatan dengan lebih bijak memilih apa yang kita makan!

26 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page